Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) punya desain arsitektur yang multifungsi dan modern untuk memenuhi segala kebutuhan pengunjung. Awalnya, gedung perpustakaan ini berada di tiga lokasi berbeda hingga tahun 1987. Tiga lokasi tersebut terletak di Jalan Merdeka Selatan, Jalan Merdeka Barat, dan Jalan Imam Bonjol.
Lokasi Perpusnas sekarang berada di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta Pusat dan sebagian besar kantornya di Jalan Salemba Raya Nomor 28A. Gedung fasilitas baru ini menelan anggaran sebesar Rp465,2 miliar. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007, Perpusnas menjadi lembaga non kementerian. Pada tanggal 14 September 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan gedung tersebut.
Baca juga: Karakteristik Gaya Arsitektur Benteng Vredeburg di Yogyakarta
Arsitektur Gedung Perpustakaan Nasional
Gedung Perpusnas memiliki ketinggian 126,3 meter yang berdiri di atas lahan seluas 11.975 meter persegi. Terdapat 24 lantai dengan 3 lantai parkir bawah tanah. Gedung ini memiliki desain yang multifungsi dan modern agar dapat memperluas fungsinya untuk melayani dan meningkatkan kualitas literasi masyarakat.
Bagian depan fasad bangunan dirancang untuk merefleksikan Monas, sehingga bagian depan tidak menggunakan elemen horizontal dan vertikal. Selebihnya, gedung ini didominasi unsur garis horizontal yang menutupi bagian samping.
Untuk bagian belakang bangunan, terdapat penggunaan material dan warna yang sama dengan bangunan lainnya, yaitu ACP (Alumunium Composite Panel). Bukaan yang luas dan peletakkan videotron pada fasad memperlihatkan desain arsitektur masa kini.
Baca juga: Kersan Art Space: Galeri Seni Elegan di Gunung Sempu, Bantul
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional RI, Joko Santoso menyatakan perpustakaan ini punya karakteristik baru. Setiap kebutuhan ruang dipikirkan dengan matang, sehingga bisa digunakan untuk berbagai acara. Berikut fungsi setiap ruangannya.
Kebutuhan dan Fungsi Ruangan di Perpustakaan Nasional
Lantai 1 Perpusnas terdapat lobi dan rak setinggi 14 meter. Terpajang juga foto seluruh Presiden Indonesia, mulai dari Soekarno hingga Jokowi beserta deretan buku yang berkaitan dengan mereka. Lantai 2 ada ruang layanan keanggotaan perpustakaan, auditorium, dan ruang teater, serta sofa empuk. Selanjutnya, lantai 3 terdapat zona promosi budaya baca.
Lantai berikutnya, ada ruang pameran koleksi perpustakaan dan kantin, ruang pustakawan dan mushola, pusat data, serta buku dan tempat baca untuk anak, lansia, hingga disabilitas. Untuk lantai-lantai berikutnya, digunakan untuk audiovisual, layanan naskah Nusantara, deposit, monogram tertutup, ruang baca pemustaka, repositori terbitan karya Indonesia, koleksi buku langka, dan buku referensi.
Baca juga: Interior Modern Minimalis dengan Kesan Natural dan Homey
Untuk pecinta sejarah, seni, dan fotografi bisa menemukan foto, peta, dan lukisan di lantai 16. Khusus lantai 17 dan 18, difungsikan untuk Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Layanan multimedia ada di lantai 19, dan koleksi majalah, jurnal, dan tabloid ada di lantai 20. Selain layanan monogram tertutup, ada juga layanan monogram terbuka di latai 21-22.
Nah, lantai selanjutnya diperuntukkan untuk menyimpan koleksi bangsa-bangsa di dunia dan majalah terjilid. Khusus lantai paling atas, menyediakan koleksi budaya Nusantara, ruang penerimaan tamu mancanegara, dan executive lounge.
Ruangan Khusus Anak Punya Tampilan yang Menarik
Dari semua lantai yang ada di Perpustakaan Nasional, desain ruangan untuk menyimpan koleksi buku anak-anak di lantai 7 dianggap cukup sulit. Area ini dilapisi oleh karpet warna-warni, dua tiang di dalam ruangan dengan lukisan cerita Timun Mas. Lukisan tersebut dibuat oleh seniman dari Yogyakarta bernama Gus Nasrudin Anshoriy.
Baca juga: Pagoda Watugong Semarang, Vihara Megah Tertinggi di Indonesia
Selain itu, terdapat pula tempat bermain dan panggung untuk storytelling. Untuk menghindari anak mencoret-coret dinding, disediakan tempat khusus agar anak bisa berkreasi sesuka hati mereka. Karena kebutuhan dan fungsi ruangan ini sangat kompleks, maka tak heran jika membutuhkan dibutuhkan usaha yang cukup besar dalam merancang ruangan ini agar anak merasa nyaman dan aman.