Studio MAD milk Ma Yansong berhasil membangun kembali stasiun kereta bersejarah di pusat Jiaxing, Tiongkok. Proyek pertama yang digarap MAD ini dinamakan “Train Station in the Forest” karena lokasi bangunan ini dikelilingi oleh vegetasi hijau.
Renovasi bangunan ini seluas 354 meter persegi. Stasiun ini menggabungkan elemen kontemporer dengan detail yang disalin dari bangunan stasiun lama yang dibangun pada tahun 1907.
Penggabungan Elemen Sejarah dan Kontemporer
Dalam perayaan pembukaan proyek Train Station in the Forest, Ma Young menjelaskan pentingnya kombinasi elemen tradisional dan kontemporer dalam proses desain. Melalui desainnya, ia ingin menyajikan pengalaman budaya yang lebih kontekstual.
Baca juga: Tadao Ando Ubah Bangunan Bersejarah Menjadi Pameran Seni
“Saya ingin membuat stasiun untuk mengingatkan orang-orang tentang sejarah atau narasi di sekitar lokasi ini. Hal ini bertujuan untuk melanjutkan warisan budaya ini dan menciptakan sesuatu di masa depan,” terang Ma Yansong.
“Ketika orang-orang mengunjungi tempat ini, mereka akan merasakan tempat ini seperti museum waktu karena mereka dapat memahami sejarah, masa lalu atau masa depan kota ini,” tambahnya.
Detail Train Station in the Forest
Pembangunan Train Station in the Forest membutuhkan 210.000 bata merah dan hijau lokal. Untuk meningkatkan kapasitas pengunjung, ruang tunggu dan stasiun didesain berada di bawah tanah. Ruang ini memiliki atap logam yang dilengkapi panel surya yang terlihat kontras dengan fasad bangunan dari batu bata.
Fasad kaca dan atap skylight memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam gedung sekaligus memberikan pemandangan yang jelas hingga bagian depan stasiun.
Untuk Exhaust vents dan broadcasting system, serta strip lampu underpass dipasang di dinding untuk menciptakan kesan interior minimalis. Terdapat pula anodised aluminium panel berbentuk seperti sarang lebah untuk membantu mengurangi kebisingan.
Baca juga: Singgah Resort, Menikmati Liburan dengan View Perbukitan
Menciptakan Ekologi Hutan Kota
Seperti namanya, proyek ini menggambarkan stasiun kereta yang berada di dalam hutan. Dibutuhkan sebanyak 1.500 pohon yang ditanam di seluruh lokasi. Pada sisi utara stasiun, pohon berfungsi sebagai penghubung bangunan dengan taman umum yang sudah ada. Sementara pohon beech yang ditanam mengelilingi poros tengah alun-alun utara difungsikan sebagai kanopi ketika pohon tumbuh besar.
Di tengah alun-alun sebelah selatan, terdapat hamparan rumput sekitar satu hektar yang dikelilingi tujuh bangunan sebagai jalur sirkulasi ruang bagian atas dan bawah tanah, serta halaman berbentuk cekung yang menghubungkan semua ruangan dengan tempat acara dan festival outdoor.
Baca juga: Apa itu Green Building? Berikut Sederet Manfaatnya
Desain MAD mengutamakan kebutuhan emosi dan spiritual masyarakat dengan menghadirkan lanskap alam yang terintegrasi dengan ruang perkotaan dan volume bangunan ke dalam alam.
Menurut penjelasan MAD, melalui perencanaan lalu lintas dan penggunaan ruang vertikal yang cermat, pihaknya telah memenuhi kebutuhan penumpang stasiun sekaligus memberikan ruang untuk pembangunan dan perluasan berkelanjutan di masa depan.