Studio Space Available telah mengubah bangunan bekas gudang di Bali menjadi workshop dan office space dengan lantai mezzanine yang terbuat dari plastik daur ulang. Studio ini sudah menciptakan banyak produk dan pakaian daur ulang dari plastik dan limbah lainnya.
Space Available didirikan pada 2020 oleh desainer Inggris, Daniel Mitchell. Ia pindah ke Bali bersama istrinya pada 2014 setelah bekerja di industri fashion selama beberapa tahun.
Awalnya Mitchell terkejut dengan krisis sampah global yang terbawa ke pantai-pantai Indonesia. Akhirnya ia berkeinginan membuat studio kreatif untuk mengurangi limbah dan plastik laut.
Baca juga: Mau Bangun Lantai Mezzanine di Rumah? Perhatikan 5 Hal Ini
Desain Studio Industrial dan Fungsional
Mitchell merancang studio barunya di Bali untuk menampung mesin daur ulang hingga laboratorium bio-desain. Dalam hal ini, ia bekerja sama dengan MycoWorks, perusahaan California yang mengembangkan bahan dari miselium jamur untuk merek terkenal, termasuk Hermés.
Bersama arsitek Andika Permana, Mitchell mengawasi renovasi bangunan seluas 500 meter persegi ini yang dilengkapi dengan fitur-fitur khas industri.
“Gudang mengalami transformasi penyempurnaan agar tidak terlalu terkesan industrial. Plesteran skim coat dinding dicat dengan warna putih. Kemudian langit-langit logam juga dicat untuk menciptakan ambience clean, putih, seperti galeri,” kata Mitchell.
Baca juga: Cafe Nyaman dan Kekinian Bergaya Industrial – ANTARA.CO
Pada bagian belakang, struktur baja dua kali lebih tinggi didirikan untuk menampung laboratorium dan kantor di atas. Volume ini dilapisi dengan potongan plastik bekas daur ulang dari peralatan rumah tangga, dan furnitur studio.
“Struktur biru marmer yang menonjol dengan latar belakang putih bersih menciptakan efek struktur dramatis saat Anda memasuki studio,” jelasnya.
Selain untuk fasad, material tersebut juga digunakan untuk membuat rak, speaker, furnitur, dan fasilitas lainnya di seluruh bangunan.
Area lantai difungsikan sebagai ruang fleksibel untuk membangun dan memamerkan proyek atau mengadakan cara tertentu. Sementara unit rak besar di salah satu ujungnya digunakan untuk menyimpan dan memajang furnitur studio dan produk arsip.
Proyek Space Available yang Mengesankan
Space Available telah mendaur ulang ebih dari 6 juta botol plastik dalam proyeknya, mulai dari instalasi patung berskala besar, hingga furnitur dan desain fashion.
Pembuatan furnitur dan material lembaran dengan permukaan padat terbuat dari sampah plastik yang dikumpulkan dari sungai dan tempat pembuangan sampah. Setelah terkumpul, plastik diparut, dilelehkan, dicetak, dan dipanggang untuk membuat panel yang menampilkan warna dan pola cerah.
Sebelumnya, Space Available telah berkolaborasi dengan DJ asal Korea Selatan bernama Peggy Gou dalam pembuatan kursi yang dilengkapi kompartemen untuk menyimpan catatan. Dalam pembuatannya, kursi ini memerlukan 20 kilogram plastik daur ulang.
Baca juga: Apa itu Green Building? Berikut Sederet Manfaatnya
Pada tahun 2022, studio ini telah membuka Museum of Space Available di pesisir kota Canggu yang menampilkan galeri khusus daur ulang, dan bar daur ulang. Bangunan ini menampilkan fasad yang terbuat dari 200.000 plastik daur ulang. Museum tersebut juga menampilkan karya studio miliknya bersama proyek seniman, desainer, dan ilmuwan lainnya.
Space Available kini tak bergerak sendirian, karena saat ini terdapat organisasi Indonesia lainnya seperti Sungai Watch yang baru-baru ini meluncurkan desain furnitur pertamanya yang terbuat dari kantong plastik bekas.