Masjid Sunan Ampel dibangun oleh salah satu Wali Songo saat menyebarkan agama islam di tanah Jawa. Masjid ini berlokasi di Jalan Masjid Ampel No.53, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Sejak tahun 1972, masjid ini telah ditetapkan oleh Pemkot Surabaya sebagai tempat wisata religi.
Masjid ini dianggap sebagai titik awal penyebaran islam di Jawa seiring berdirinya Kesultanan Demak. Gaya arsitektur masjid menggabungkan style jawa kuno dengan nuansa Arab islami. Selain itu, masjid ini juga masih dipengaruhi oleh akulturasi budaya lokal Hindu-Buddha.
Baca juga: Masjid Baiturrahman, Berdiri Kokoh Saat Tsunami Aceh Menerjang
Sejarah Masjid Sunan Ampel
Masjid Sunan Ampel dibangun pada tahun 1421 oleh Raden Muhammad Ali atau Raden Rahmat yang lebih dikenal sebagai Sunan Ampel. Pembangunan masjid dibantu oleh dua sahabatnya bernama Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji beserta para santrinya.
Masjid ini mengalami beberapa kali perluasan hingga mencapai luas sekitar 4.000 meter persegi. Sunan Ampel menghabiskan masa hidupnya di wilayah Ampel hingga akhirnya wafat pada tahun 1481. Makamnya berada di sebelah kanan depan masjid.
Baca juga: Menyatukan Keindahan Tradisional dan Modern dalam Desain Masjid YTCS
Ekspresi Sakral Arsitektur Masjid Sunan Ampel
Mengusung gaya arsitektur jawa kuno, Arab (islam), dan Hindu-Buddha, material utama yang digunakan adalah kayu jati. Meski sempat terkena imbas saat peperangan, namun masjid ini tidak mengalami kerusakan dan tetap berdiri kokoh.
Teori ekspresi sakral arsitektur memiliki kaitan dengan elemen visual dan non visual atau suasana ruangan dalam bangunan yang dianggap suci atau keramat. Ekspresi sakral visual terlihat pada elemen bangunan seperti mihrab, zulla atau makmum, mimbar, pintu, gapura, kolom, beranda, kubah, atap, area wudhu, dan adzan.
Sementara untuk ekspresi sakral non visual tampak pada bukaan elemen bangunan, aksen dan ornamen elemen bangunan, zona makro, mezo, dan mikro pada tapak, serta sakralitas makam.
Baca juga: Interior Rumah Modern Organic Dominasi Warna Earth Tone
Struktur Bangunan Masjid
Bangunan masjid memiliki 16 tiang kayu jati yang masing-masing panjangnya 17 meter. Uniknya, tiang ini dibuat tanpa sambungan dengan diameter 60 cm. Atap masjid mengandung unsur jawa kuno, karena memiliki atap tajug berbentuk limas bujur sangkar, yaitu piramida susun tiga. Atap tipe seperti ini dipercaya melambangkan gunung sebagai tempat suci.
Masjid ini memiliki 48 pintu dengan bentuk melengkung dilengkapi ornamen khas Arab. Ketinggian pintu sekitar 2 meter dan lebar 2,5 meter. Masjid Sunan Ampel juga memiliki lima gapura paduraksa yang mengisyaratkan urutan rukun islam, yaitu
- Gapura panyeksen (syahadat)
- Gapura madep (sholat)
- Gapura ngamal (zakat)
- Gapura poso (puasa)
- Gapura munggah (haji)
Baca juga: Arsitektur Gedung Perpustakaan Nasional, Multifungsi dan Modern
Karena mendapat pengaruh Hindu-Buddha, sehingga beberapa ornamen masjid mirip style Hindu-Buddha. Sebagai tempat ibadah sekaligus wisata religi umat islam, pengunjung bisa melakukan zikir dan ziarah ke makan Sunan Ampel, menyusuri lorong panjang Kampung Arab dan toko pernak-pernik, serta menikmati kuliner khas Timur Tengah.