Carlo Ratti, kurator Venice Architecture Biennale 2025 mengumumkan secara resmi detail pameran arsitekur internasional ke-19 tersebut. Dengan mengusung tema “Intelligens”, acara ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei hingga 23 November 2025 di Giardini, Arsenale, dan berbagai lokasi penting di seluruh Venesia.
Kata intelligens merujuk pada akar kata Latin yang mencakup pengertian tentang kecerdasan, sekaligus mengacu pada akar kata “gens” yang artinya manusia. Kombinasi ini mengisyaratkan kecerdasan masa depan yang berupaya melampaui batas-batas AI kontemporer, mendorong inklusivitas, dan imajinasi.
Baca juga: Twisted Brick Shell Library, Perpustakaan Ala Keong di Tiongkok
Ratti menekankan interconnectedness atau keterhubungan arsitektur dengan berbagai disiplin ilmu, seperti seni, teknik, ilmu data, dan ilmu sosial yang semuanya memiliki peran dalam membentuk lingkungan binaan (built environment).
Solusi Cerdas Mengatasi Krisis Iklim
Adanya krisis iklim serta peran arsitektur dalam degradasi lingkungan, menjadikan pameran ini sebagai solusi cerdas untuk mengatasi masalah tersebut. Hal tersebut selaras dengan tujuan pameran ini, yakni menanggapi kebutuhan mendesak mengenai solusi substansial di tengah krisis iklim yang rasanya semakin mendekat dengan cepat.
Melalui pameran ini, para arsitek diajak untuk membayangkan katalis bagi proses evolusi. Melalui wawasan dari berbagai ilmu pengetahuan, para arsitek juga dapat membayangkan masa depan yang lebih berkelanjutan dari berbagai bentuk kecerdasan.
Baca juga: R+ House, Rumah Minimalis Modern Gaya Kontemporer di Sleman Yogyakarta
“Pameran ini akan mencari jalan ke depan, mengusulkan solusi cerdas terhadap masalah-masalah mendesak yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Kegiatan ini akan menyajikan kumpulan proposal desain dan banyak eksperimen lainnya, mengeksplorasi definisi “intelligens” sebagai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dengan sumber daya, pengetahuan, maupun kekuasaan yang terbatas,” jelas Carlo Ratti.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa objek, bangunan, dan rencana kota akan disusun secara alami, buatan, kolektif, dan kombinasi ketiganya. Meski beberapa ide gagal, namun ide lainnya mungkin mengarahkan kita menebus kegagalan tersebut.
Ratti menjelaskan pameran ini memiliki empat pilar metodologi berikut.
- Transdisipliner untuk menumbuhkan kolaborasi lintas profesi.
- Pendekatan laboratorium hidup yang mengubah Venesia menjadi ruang dinamis intelligens.
- Ruang ide, mengundang berbagai suara untuk menyumbangkan solusi melalui media pengajuan terbuka.
- Protokol sirkularitas, menetapkan tujuan ambisius untuk keberlanjutan.
Dari keempat pilar tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pameran ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi, eksperimen, dan keberlanjutan.
Baca juga: Jeddah Tower Geser Posisi Burj Khalifa, Punya Desain yang Unik?
Venice Architecture Biennale merupakan salah satu pameran arsitektur yang paling dinanti di seluruh dunia, karena pameran ini sebuah tempat bagi para arsitek dan desainer untuk menjelajah hal-hal baru, bereksperimen dengan ide-ide baru, mendorong dialog global, dan pertukaran kreativitas.