Jepang termasuk negara paling rawan gempa karena wilayahnya terletak di lokasi seismik aktif. Karena alasan tersebut, Jepang menciptakan bangunan tahan gempa. Bahkan demi melindungi warganya, pemerintah Jepang rutin melakukan pemeriksaan keselamatan infrastruktur bangunan setidaknya 10 tahun sekali.
Gempa dengan kekuatan besar pasti menyebabkan kerusakan yang besar pula pada bangunan dan fasilitas umum. Untuk menguranginya, masyarakat mulai memperhatikan ketahanan gempa pada bangunan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Venice Architecture Biennale 2025: Intelligens, Natural, Artificial
Struktur Bangunan Kayu Tahan Gempa
Bangunan kayu tradisional seperti kuil sudah dibangun berdasarkan gagasan teknik seismik, sehingga sangat tahan gempa. Maka tak heran, jika Jepang mendapatkan reputasi infrastruktur bangunan tahan gempa. Hal ini karena bangunan di Jepang dapat menahan gempa hingga 7 SR.
Kayu memiliki sifat yang lentur sehingga dapat mengikuti getaran seismik. Guru besar Institute of Industrial Science, Mikio Koshihara mengatakan bangunan dari kayu fleksibel seperti dedalu atau semak yang bergoyang saat terjadi gempa.
Baca juga: Desain Mansion Nuansa Tropis dan Modern Yogyakarta
Sejak zaman Edo, rumah kayu dibangun berdasarkan efisiensi konstruksi. Rumah ini tahan gempa karena memiliki dinding yang dirancang berdasarkan rekayasa struktur bangunan. Jumlah dinding harus memenuhi persyaratan kuantitas dinding yang dihitung berdasarkan spesifikasi dan panjang dinding.
“Sayangnya, bangunan kayu menggunakan metode konstruksi tradisional Jepang tetap runtuh saat gempa besar Kanto dan Hanshin-Awaji,” paparnya.
Oleh karena itu, dilakukan evaluasi berdasarkan rekayasa seismik untuk meningkatkan kekuatan dinding dan aspek lainnya agar tahan terhadap gempa.
Kinerja Seismik Bangunan Komersial dan Modern
Gedung perkantoran, kondominium, dan gedung komersial merupakan bangunan beton bertulang atau rangka baja yang dirancang dan dibangun sejak awal agar tahan gempa. Tidak seperti rumah kayu, bangunan-bangunan ini perlu melalui rekayasa seismik untuk mengetahui ketahanannya terhadap gempa.
Bangunan pada tahun 1981 dianggap belum memenuhi kinerja seismik, sehingga masyarakat mengadopsi desain baru. Berdasarkan konsep tersebut, hingga saat ini banyak metode desain yang terus dikembangkan.
Baca juga: 3 Penyebab dan Cara Mengatasi Tembok Lembab dengan Mudah
Menurut Mikio Koshihara, terdapat tiga klasifikasi bangunan gedung yang dirancang berdasarkan teknik seismik.
- Struktur Anti Gempa
Sistem ini memiliki banyak elemen yang memberikan kekuatan terhadap gempa. Struktur anti gempa atau seismik perlu pertimbangan yang cermat untuk meningkatkan kapasitas deformasi agar terhindar dari kerusakan fatal.
- Struktur dengan Sistem Peredam
Struktur ini dirancang untuk menyerap energi seismik melalui deformasi yang signifikan dan penyerapan yang efisien. Penggunaan bahan viskoelastik memiliki karakteristik penyerapan energi yang tinggi, sehingga cocok digunakan untuk bangunan tahan gempa.
Tak hanya peredam energi, peredam massa juga digunakan pada beberapa struktur bangunan. Saat terjadi gempa, peredam akan berayun dengan ritme yang berbeda dari ayunan struktur itu sendiri. Dengan menerapkan ini, maka peredam tersebut dapat menekan deformasi struktur.
Baca juga: Kantor Minimalis Modern PAN Office – Palembang, Sumatera Selatan
- Struktur Isolasi Seismik
Pada struktur yang terisolasi seismik, lapisan isolasi disisipkan di antara tanah dan struktur untuk mengurangi pengaruh gerakan tanah pada struktur bangunan. Dengan demikian, maka bangunan dapat menahan gempa leih optimal.
Jika berada di wilayah rawan gempa, Anda bisa menerapkan rahasia konstruksi tahan gempa ala Jepang untuk membangun rumah atau bangunan komersial yang aman dan nyaman dihuni.