Gereja Katedral Jakarta merupakan bangunan bersejarah gereja katolik pertama di Batavia. Gereja ini terletak di dekat lapangan Banteng tepatnya di Jalan Katedral No.7B, Ps. Baru, Kec. Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Karena terletak bersebelahan dengan Masjid Istiqlal, gereja ini menjadi salah satu ikon keberagaman agama di Indonesia. Gereja ini dibangun pada masa kepemimpinan Louis Napoleon, sehingga mengadopsi gaya neo gotik atau gothic revival architecture.
Mengusung Gaya Arsitektur Neo Gotik Belanda
Mengutip Pusat Dokumentasi Arsitektur, Gereja Katedral Jakarta diresmikan pada tahun 1901 meskipun sebelumnya sudah dibangun pada tahun 1820 dan runtuh pada tahun 1890. Gereja ini termasuk bangunan bersejarah yang dilindungi oleh negara dan memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, yaitu peristiwa Sumpah Pemuda.
Setelah gereja runtuh, seorang Pastor Jesuit sekaligus ahli bangunan bernama Antonius Djikman merancang gereja katedral baru dengan desain arsitektur neo gotik. Aliran ini berasal dari Eropa dari abad pertengahan ke-12 hingga abad ke-16. Desain tersebut dipilih karena memungkinkan pembagian beban lebih efisien dan penggunaan kaca patri besar berperan dalam akses pencahayaan alami.
Baca juga: Kenali Arsitektur Kota Tua Jakarta, Kota Kecil Peninggalan Belanda
Melansir Pusat Dokumentasi Arsitektur, gaya arsitektur ini hampir sama dengan gaya gotik. Gaya ini identik dengan langit-langit bangunan terbuat dari material batu alam dan menjadi kesatuan penyangga atap. Keduanya sama-sama memiliki kesan megah, elegan, agung, dan enigmatik.
Berbeda dengan konstruksi katedral di Eropa yang dibuat dari pahatan batu, konstruksi Gereja Katedral Jakarta menggunakan bata merah yang umum ditemui di Indonesia. Bata diplester sedimikan rupa hingga menyerupai material batu neo-gotik di Eropa.
3 Menara Gereja Katedral Jakarta
Ciri khas gereja katedral neo gotik adalah memiliki menara atau tower berbentuk runcing ke arah langit. Jika umumnya menara katedral di Eropa dibuat dan dipahat dari batu, menara Gereja Katedral Jakarta terbuat dari material logam.
Gereja ini memiliki tiga menara, dua di antaranya setinggi 60 meter di bagian depan gereja. Menara sebelah kiri bernama Benteng Daud (The Fort of David) yang menggambarkan kekuatan seorang raja yang melindungi rakyatnya. Sementara menara sebalah kanan bernama Ivory, merepresentasikan kesucian Bunda Maria. Terakhir, menara ketiga memiliki tinggi 45 meter diberi nama Malaikat Allah (Angelus Dei) yang berada di atas altar utama gereja.
Baca juga: Bar dan Entertainment Room Industrial dengan Kearifan Lokal
Satu Kawasan dengan Museum Katedral Jakarta
Terletak di dekat bangunan utama gereja katedral, terdapat Museum Katedral Jakarta yang bisa dikunjung oleh masyarakat umum. Pembangunan museum ini diprakarsai oleh Pastor Kurris, Sj tahun 1991 atas dasar kecintaannya pada benda-benda yang memiliki nilai sejarah.
Di museum ini, kita dapat mengetahui perjalanan sejarah katolik di Indonesia yang pada awal perkembangannya terhambat oleh VOC karena alasan politik. Museum ini juga memiliki benda-benda bersejarah, seperti sepeda yang digunakan misionaris saat melayani umat. Selain itu, terdapat foto yang berkaitan dengan perkembangan katolik di wilayah Keuskupan Agung Jakarta dan konstruksi Gereja Katedral Jakarta.
Baca juga: Interior Rumah Industrial dengan Kamar Tidur Mezzanine
Guna menghindari kerusakan pada barang-barang bersejarah di museum, pengunjung tidak diperkenankan mengambil foto menggunakan flash atau lampu kilat dari kamera maupun telepon genggamnya.
Demikian informasi mengenai bangunan bersejarah Gereja Katedral Jakarta yang menjadi salah satu permata yang tidak akan lepas dari sejarah Jakarta. Karena sudah berusia ratusan tahun, maka bangunan ini merupakan aset budaya yang perlu dilestarikan agar keindahan dan nilai sejarahnya tidak tergerus zaman.