Close Menu
  • Homes
  • News
  • Tips
  • Info
    • Info Arsitektur
    • Info Interior
    • Info Material
    • Info Struktur
  • Figure
  • Event
  • ID
  • ENG
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
gravitarchigravitarchi
Subscribe
  • Homes
  • News
  • Tips
  • Info
    • Info Arsitektur
    • Info Interior
    • Info Material
    • Info Struktur
  • Figure
  • Event
  • ID
  • ENG
gravitarchigravitarchi
Home » Biofilik dan Smart Home dalam Menyokong Keberlanjutan di Indonesia
Info

Biofilik dan Smart Home dalam Menyokong Keberlanjutan di Indonesia

gravitarchiBy gravitarchiJanuary 9, 2025Updated:January 11, 2025No Comments4 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Keberlanjutan di Indonesia
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Dunia sedang dilanda krisis lingkungan karena ulah manusia. Tak sedikit orang mungkin berpikir hanya dia seorang yang buang satu bungkus permen ke sungai, merasa seolah tidak ada dampak apapun pada lingkungan. Padahal, ada jutaan bahkan miliaran orang di dunia yang berpikiran sama. Itu hanyalah satu contoh perbuatan yang dianggap sepele tapi merusak keanekaragaman hayati (biodiversity).

Terlampau egois, masyarakat kota padat penduduk seperti Jakarta, Bandung, dan Bekasi bahkan tak menyadari kualitas udara di lingkungannya sangat buruk. Masalah ini sempat heboh saat ada media asing yang menyoroti buruknya kualitas udara di Jakarta. Peristiwa tersebut terjadi pada Agustus 2024 di mana indeks kualitas udara (AQI) Jakarta menjadi yang tertinggi di dunia dengan skor 177.

Kalang kabut, pemerintah berusaha mengembalikan citra baiknya dengan menerapkan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan strategi iklim. Contohnya, kebijakan work from home, penyiraman jalan, penyemprotan air dari atap gedung, hujan buatan hingga penghentian kegiatan beberapa perusahan penyebab emisi karbon.

Praktik Keberlanjutan di Indonesia

Hewan endemik satu-persatu bergiliran masuk daftar hewan langka, peningkatan berbagai penyakit pernapasan yang didominasi balita dan anak-anak, serta perubahan musim hujan dan kemarau yang tak tentu merupakan dampak nyata adanya krisis lingkungan di Indonesia.

Baca juga: Arsitektur Biofilik: 7 Prinsip Utama dan Contoh Penerapannya

Sebutan paru-paru dunia yang melekat pada Indonesia kian terancam. Mau tak mau, Indonesia harus mempertahankan gelar tersebut dengan turut berkontribusi mencapai keberlanjutan dunia. Lantas, langkah-langkah seperti apa yang sudah dilakukan Indonesia untuk mencapai keberlanjutan?

Meski sedikit terlambat dengan negara lain, Indonesia punya komitmen untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Misi besar tersebut tidak lepas dari aspek-aspek keberlanjutan, meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan governance.

Dalam aspek ekonomi, kita mengenal istilah ekonomi sirkular. Selama ada barang yang masih layak pakai, maka kita bisa menggunakannya kembali atau mendaur ulang barang bekas atau limbah agar memiliki nilai jual.

Pada aspek sosial, pemerintah memenuhi kebutuhan air bersih maupun transportasi umum yang memadai disertai dengan ajakan kepada warga untuk menghemat energi. Saat melangkahkan kaki ke stasiun, kita pasti sempat teralihkan oleh space yang memuat slogan maupun ajakan menggunakan transportasi umum dan menghemat energi. Misalnya, seperti slogan “Hemat energi, selamatkan bumi”.

Baca juga: Desain Interior Villa Tropis Minimalis Sejuk di Yogyakarta

Saat membahas keberlanjutan, pasti hal pertama yang terpikirkan di otak kita hanyalah seputar aspek lingkungan. Bagaimana caranya kita bisa menghemat energi, membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang sampah, menggunakan produk lokal, dan menggunakan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Kita lupa bahwa ada aspek governance yang punya peran krusial.

Pada aspek ini, pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan BUMN seperti Bank Mandiri, Pertamina, bahkan WIKA menerapkan konsep ESG (Environment, Social, and Governance) untuk mewujudkan bisnis dan lingkungan yang berkelanjutan. Meski terkadang luput dari perhatian, ternyata transparansi APBN juga termasuk dalam aspek governance, lho.

Mengenal Biofilik dan Smart Home

Keberlanjutan di Indonesia

Angka emisi karbon yang tinggi dapat ditekan dengan penerapan biofilik dan smart home. Istilah smart home pasti sudah akrab di telinga kita. Contoh penerapan smart home di antaranya, penggunaan robot pembersih lantai, speaker pintar, pegendalian cahaya dan suhu otomatis, serta sistem keamanan pintar yang mampu mendeteksi aktivitas mencurigakan. Lalu, apa itu biofilik?

Jewel Changi Airport, Singapura

Coba bayangkan terminal 3 Bandara Changi Singapura yang memiliki taman kupu-kupu, menghadirkan oasis hijau lengkap dengan gemericik air terjun yang menyegarkan. Saat berada di area ini, penat dan rasa lelah seakan hilang seketika. Itulah salah satu dari sekian banyak contoh wujud bangunan yang menerapkan konsep biofilik. Dengan menerapkan konsep ini, kita akan merasa terhubung dengan alam meskipun itu hanyalah lingkungan binaan (built environment).

Kontribusi Biofilik dan Smart Home dalam Mencapai Keberlanjutan

Keberlanjutan di Indonesia

Penerapan biofilik dan smart home sangat fleksibel, sehingga bisa diterapkan pada rumah tinggal hingga gedung perkantoran. Jika memikirkan konsep keberlanjutan, otomatis kita akan membayangkan padang rumput hijau dengan air terjun yang indah. Terdengar suara kicau burung yang merdu, serta gemericik dan terpaan air terjun yang menyejukkan. Saat menghirup udara, kita akan merasa lebih rileks dan tenang.

Desain biofilik didominasi penggunaan material alami, lokal, dan ramah lingkungan, sehingga sejalan dengan keberlanjutan. Saat ini, masyakarat sudah cukup aware dengan isu lingkungan, sehingga bangunan dengan konsep biofilik pasti banyak diminati.

Baca juga: Interior Modern Minimalis dengan Kesan Natural dan Homey

Biofilik tanpa smart home seperti makan sayur tanpa garam, hambar. Smart home punya kontribusi dalam keberlanjutan, di antaranya membantu kita menghemat energi sekaligus memantau pengeluaran energi yang kita gunakan dalam kurun waktu tertentu. Berkaca dari negara China, hotel hingga fasilitas publik bahkan sudah menggunakan sistem digital yang canggih.

Mengendarai mobil tanpa sopir saat ini sudah menjadi hal biasa. Melebihi ekspektasi, saat kita berkunjung ke China akan tampak lalu-lalang kendaraan bahkan sekelas bus dan kereta tanpa awak sudah menjadi hal yang wajar. Apakah hal serupa bisa diadopsi Indonesia?

Sayangnya, untuk mengadopsi digitalisasi seperti China, kita masih perlu membenahi privasi dan sistem keamanan data. Tentunya hal tersebut harus dimulai dengan pengembangan sumber daya manusia yang mumpuni. Karena secanggih-canggihnya teknologi, tingkat keberhasilannya tetap bergantung pada kompetensi sumber daya manusia di Indonesia.

biodiversity) biofilik built environment digitalisasi Environment ESG Governance Keberlanjutan keberlanjutan di Indonesia krisis lingkungan Net Zero Emissions (NZE) smart home Social
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
gravitarchi
  • Website

Related Posts

Serunya Menjadi Mahasiswa Jurusan Arsitektur

March 19, 2025

Mengenal Foyer, Apa Bedanya dengan Pintu Masuk?

February 7, 2025

Teras Rumah: Fungsi, Ukuran Ideal, dan Tips Pembangunannya

February 6, 2025
Leave A Reply Cancel Reply

Demo
Artikel Terbaru

Serunya Menjadi Mahasiswa Jurusan Arsitektur

March 19, 2025

Arsitek Tiongkok Liu Jiakun – Penerima Penghargaan Pritzker 2025

March 6, 2025

Mengenal Foyer, Apa Bedanya dengan Pintu Masuk?

February 7, 2025

Teras Rumah: Fungsi, Ukuran Ideal, dan Tips Pembangunannya

February 6, 2025

5 Tips Memilih Partisi Ruangan

February 5, 2025

Sambut Ramadhan, Simak 4 Tips Menata Ruang Makan Keluarga

February 4, 2025

Desain Retro, 6 Cara Menciptakan Suasana Nostalgia di Rumah

February 3, 2025
Demo
Demo
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Kontak
  • Tentang Kami
© 2025 gravitarchi, Designed by gravitarchi.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.