M Bloc Design Week 2024 bekerja sama dengan Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF) menghadirkan talkshow dua arsitek muda yang inspiratif. Kedua pembicara tersebut menerapkan konsep daur rupa yang erat kaitannya dengan sustainability atau keberlanjutan di setiap karya yang di ciptakannya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 28 September 2024 di JNM Bloc Yogyakarta.
Dua arsitek yang mengisi talkshow tersebut adalah Agusta Mahardika, Founding Director RERUPA Architecture dan Rahmat Indrani, SPOA Architects. Meski keduanya memiliki kepedulian terhadap lingkungan, namun Agusta dan Rahmat mempunyai perspektif dan style yang berbeda dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca juga: M Bloc Desain Week 2024: YYAF Hadirkan Pameran Daur Rupa di JNM Bloc Yogyakarta
Arsitek Mendaur Rupa: Lahan Terbuka Hijau dan Konsep Arsitektur Reduksi
Agusta Mahardika memaparkan bahwa semakin banyak ruang hijau, maka bangunan akan semakin ekologis. Melalui setiap karya yang dihasilkan, setidaknya ia selalu menerapkan satu value yang dapat ditingkatkan, seperti bentuk, utilitas, vista, material, kenangan, hingga kenyamanan.
“Meskipun lahan lebar, tapi kami tetap mempertahankan area hijau,” terangnya.
Menurut Agusta atau yang kerap disapa Mas Gusto, ruang merupakan elemen penting pada desain untuk melakukan tindakan berikutnya dengan menambahkan value yang sesuai dengan kebutuhan klien. Terkadang klien tidak mengerti kebutuhan mereka yang sebenarnya, sehingga kita perlu mengulik lebih dalam dengan menjalin komunikasi maupun interaksi lebih lanjut dengan mereka.
Baca juga: Rumah Industrial Modern dengan Pintu Kaca Anti Maling di Bantul
Sedikit berbeda dengan Mas Gusto, Rahmat Indrani atau Mas Kibo dikenal sebagai arsitek reduksi karena kerap mengadopsi arsitektur reduksi di setiap karyanya. Ia memiliki 10 prinsip dalam menciptakan bangunan yang berkelanjutan.
- Reduksi pemahaman generik dengan reorganisasi volume.
- Pemahaman konteks yang menorong reduksi proposional.
- Kesadaran reduksi non fisikal.
- Rekayasa modul atau dimensional yang tersikronisasi dalam fungsi minimum.
- Pemahaman ekosistem dan sejarah material secara detail dan bertanggung jawab.
- Pemahaman terhadap skala manusia yg lain.
- Pemahaman terhadap material alternatif.
- Keindahan dari arsitektur reduksi.
- Reduksi terhadap dampak lingkungan.
- Reduksi arsitektur reduksi.
Dengan menerapkan 10 prinsip tersebut, termasuk membangun ekosistem tukang, Mas Kibo mereduksi ruang sehingga penggunaan material lebih efisien dan biaya pembangunan lebih rendah. Meski ia menerapkan atap dengan tinggi 2,4 meter, namun proyek yang dikerjakannya dapat menghadirkan ruang yang lebih dinamis. Sehingga secara visual ruangan yang kecil tampak lebih besar dan lega.
Baca juga: Interior Modern Minimalis dengan Kesan Natural dan Homey
Berdasarkan pemaparan dari Mas Gusto dan Mas Kibo, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada arsitektur yang menua. Karena bangunan tua bahkan bangunan bersejarah pun dapat diubah menjadi lebih menarik dan potensial.
Turut Dihadiri Co-Founder M Bloc Space
Pada kesempatan ini, turut hadir pula Co-Founder M Bloc Space, Jacob Gatot Surarjo. Ia mengaku senang datang ke Yogyakarta untuk menghadiri MBDW 2024.
“Rencananya saya akan keliling di setiap event MBDW yang ada di Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bali, dan seterusnya,” paparnya.
Jacob berharap arsitek muda di Yogyakarta dapat memberikan ide yang seru. Jika memungkinkan, event selanjutnya dapat diadakan lintas kota supaya network kita tidak hanya di bidang arsitektur. Saat ini, MBDW diadakan serentak di 8 tempat dan di 7 kota.
Baca juga: Cegah Kerugian, Pentingnya RAB Sebelum Bangun Rumah
“Ini adalah satu-satunya festival design week yang paling besar,” pungkasnya.
Jacob mengucapkan terima kasih terhadap partisipasi dan semangat pengunjung yang hadir serta arsitek muda Yogyakarta dalam menyukseskan acara MBDW 2024 di JNM Bloc Yogyakarta.
“Terima kasih buat temen-temen, semoga kita bisa terus bekerja sama untuk MBDW dan M Bloc Group,” tutupnya.