Petir mengandung sengatan listrik yang sangat besar dan biasanya disertai dengan suara menggelegar serta kilatan cahaya. Apabila tidak dikendalikan, petir dapat mengancam nyawa manusia, merusak lingkungan hingga menghancurkan bangunan. Untuk mencegah hal tersebut, Anda perlu memasang penangkal petir.
Apabila Anda berencana memasang alat ini, sebaiknya kenali terlebih dahulu cara kerja, jenis, dan fungsinya. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu Penangkal Petir?
Penangkal petir adalah alat berupa tiang dari logam yang digunakan sebagai tindakan penyelamatan dari sambaran petir. Alat tersebut memiliki 3 komponen utama, yaitu batang penangkal (air terminations), kawat konduktor (down conductors), dan tempat pembumian (earth terminators).
Baca juga: 5 Elemen Desain Coffee Shop yang Bikin Nyaman dan Betah Pelanggan
Komponen tersebut merupakan rangkaian jalur untuk mengalirkan arus listrik petir ke permukaan bumi. Gedung pencakar langit relatif lebih dekat jaraknya dengan langit, sehingga rentan tersambar petir. Untuk mencegah hal tersebut, maka alat ini sudah menjadi hal wajib ada pada gedung bertingkat tinggi.
Cara Kerja Penangkal Petir
Petir mengandung muatan listrik, begitu pula dengan tanah. Muatan listrik pada tanah akan naik melalui kawat konduktor hingga ke ujung batang penangkal petir. Saat muatan listrik tersebut cukup dekat di atas atap, maka terjadi gaya tarik-menarik di antara keduanya. Muatan positif yang berada di ujung penangkal akan tertarik ke arah muatan negatif, sehingga sambaran petir tidak langsung mengenai bangunan.
Baca juga: Desain Rumah Scandinavian 2 Lantai Yogyakarta
Meski aliran listrik dapat dialihkan ke permukaan bumi, namun sambaran petir terkadang masih bisa merusak alat elektronik pada bangunan yang terhubung ke jaringan listrik tersebut. Guna menjamin keselatan penghuni dan mencegah adanya ledakan atau kebakaran, bangunan harus dilengkapi dengan alat penstabil arus listrik atau surge arrester.
Fungsi dan Jenis Penangkal Petir
Seperti pembahasan sebelumnya, fungsi utama alat ini adalah menyelamatkan bangunan dan penghuni di dalamnya dari sambaran petir yang dapat menimbulkan kebakaran hingga kerusakan pada bangunan. Alat tersebut berfungsi sebagai media penghantar arus listrik dari petir yang diteruskan ke media tanah.
Baca juga: Interior Modern Minimalis dengan Kesan Natural dan Homey
Terdapat dua jenis penangkal petir yang perlu Anda ketahui, yaitu versi konvensional dan elektrostatis. Berikut penjelasannya.
1. Penangkal Petir Konvesional
Perangkat sederhana ini terdiri dari tiang dan kabel konduktor. Karena hal tersebut, maka prinsip kerja alat ini hanya bisa dilakukan secara pasif untuk area sempit, seperti rumah tinggal.
2. Penangkal Petir Radioaktif
Jenis alat ini menggunakan sistem E.S.E (Early Streamer Emission) yang setingkat lebih aktif menangkap petir dibandingkan versi konvensional. Perangkat ini memiliki elemen tambahan berupa head terminal yang ada di bagian ujung final (splitzen).
Baca juga: Hindari 4 Kesalahan Desain Laundry Room agar Mencuci Lebih Mudah
Layaknya magnet, muatan listrik yang ada didalamnya dapat menarik muatan listrik dari awan sebelum menghasilkan petir. Alat ini memiliki jangkauan 50-150 meter, sehingga ideal untuk bangunan bertingkat, kawasan industri, dan perkebunan.
Indonesia termasuk negara yang berpotensi terkena dampak La Nina setiap tahunnya. Saat hujan deras dan cuaca memburuk, petir seringkali menjadi pemicu suatu bencana. Oleh karena itu, jangan remehkan bahaya tersambar petir. Sebaiknya segera pasang penangkal petir, terutama bagi Anda yang memiliki rumah bertingkat dan dikelilingi oleh pohon yang menjulang tinggi.