Perkembangan dunia arsitektur di China saat ini sedang berkembang dengan pesat. Perkembangan yang pesat dan canggih ini ternyata menimbulkan sejumlah permasalahan, salah satunya fenomena nail house.
Di China, fenomena nail house atau rumah paku dalam bahasa Mandarin dikenal dengan “dingzihu”. Fenomena ini merupakan simbol perlawanan kuat dari orang-orang yang menolak penggusuran terhadap proyek konstruksi pemerintah, sehingga rumahnya seakan menancap keras seperti paku di tengah proyek.
Apa Itu Nail House?
Melansir ArchDaily, nail house adalah gambaran dari pemilik rumah yang menentang keras dan menolak menyerahkan rumah mereka dengan kompensasi rendah atas nama “kemajuan”. Pertumbuhan pesat di China menyebabkan situasi tak biasa di mana gambar-gambar “rumah” paku bertebaran di internet.
Baca juga: 5 Cara Feng Shui Menemukan Sudut Kekayaan di Rumah Anda
Mengutip The Atlantic, beberapa pemilik rumah bahkan tetap tinggal selama bertahun-tahun karena kasus pengadilan yang berlarut-larut, sedangkan pembangunan terus berlanjut di sekeliling mereka. Beberapa pemilik rumah memenangkan pengadilan, tetapi sebagian besar mengalami kekalahan di pengadilan.
Penyebab Fenomena Nail House
Penyebab utama terjadinya fenomena rumah paku di China berkaitan dengan dihapuskannya kepemilikan real estat pribadi di era komunis. Semenjak itu, real estat secara resmi dimiliki oleh pemerintah pusat dan masyarakat hanya bisa membeli sewa properti.
Baca juga: Desain Rumah Scandinavian 2 Lantai Yogyakarta
Pemerintah berhak menentukan segala yang berkaitan dengan properti demi kepentingan nasional. Warga bahkan dapat dipaksa untuk meninggalkan rumahnya selama hal itu berkaitan dengan kepentingan publik.
Kebijakan tersebut tentu menguntungkan perusahaan konstruksi dan menyebabkan pengembang swasta mulai merambah pembangunan hotel, rumah tinggal, hingga pusat perbelanjaan di kota yang padat penduduk. Warga yang tinggal di daerah terdampak ditawari untuk pindah dengan kompensasi yang rendah.
Baca juga: Interior Ruang Kelas TK Fungsional dengan Elemen Natural
Sejak saat itu, muncul fenomena nail house karena banyak warga yang tidak mau menerima kompensasi dan memilih untuk mempertahankan rumahnya. Fenomena ini semakin memperkuat kedudukan pemilik rumah sejak Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) mengesahkan Undang-undang properti pada Maret 2007 yang melarang pemerintah mengambil tanah kecuali dianggap memiliki kepentingan publik yang signifikan.