Mahasiswa Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta menggelar pameran arsitek berkelanjutan bertajuk “Buana Dharma”. Pameran tersebut menampilkan karya arsitektur yang inovatif, fungsional, dan estetis dari bahan daur ulang. Kegiatan ini termasuk dalam serangkaian acara M Bloc Design Week 2024 yang berlangsung pada 27 September – 6 Oktober 2024 di JNM Bloc Yogyakarta.
Pameran tersebut selaras dengan tema M Bloc Design Week (MBDW) tahun ini yang fokus terhadap isu lingkungan daur rupa fasilitas publik di JNM Bloc Yogyakarta. Kegiatan MBDW 2024 dilaksanakan secara serentak di beberapa kota, di antaranya Jakarta, Bali, Medan, Padang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta.
Baca juga: Ukuran Anak Tangga yang Ideal Biar Nyaman Saat Nanjak
6 Zona Pameran Arsitektur Bhuana Dharma
Buana Dharma menyoroti kewajiban dan tanggung jawab manusia dalam menjaga bumi. Mahasiswa Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta menampilkan karyanya dalam enam zona dengan tema yang berbeda. Keenam zona tersebut yaitu, Stained Ecosystem, Reduce Environmental Bad Impact, Adaptive Reuse, Smart Site Planning, Economy Circular, dan Sustainable on Society and Environment.
1. Stained Ecosystem
Memasuki ruang pameran, pengunjung akan disambut oleh zona stained ecosystem. Zona ini mendeskripsikan bahwa kegiatan konstruksi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Material yang digunakan selama kegiatan konstruksi berpotensi mengikis sumber daya alam dan mencemari lingkungan. Penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya juga dapat memberikan dampak buruk bagi makhluk hidup, teruma flora dan fauna.
2. Reduce Environmental Bad Impact
Menuju ke lantai dua, pengunjung dibuat tercengang oleh keindahan instalasi zona reduce environmental bad impact yang tercipta dari adanya keprihatinan terhadap isu eksploitasi alam. Keserakahan manusia mengambil manfaat dari alam, memicu banyak kerusakan alam dan bencana alam.
Baca juga: Desain Rumah Scandinavian 2 Lantai Yogyakarta
Setelah banyaknya bencana alam yang dirasakan manusia, akhirnya muncul kesadaran dari manusia untuk hidup berdampingan dengan alam. Instalasi ini menggambarkan goa yang telah diproses manusia untuk mengolah sumber daya alam atau objek wisata. Jika dilihat secara detail, pancaran cahaya kuning yang hangat menampilkan peta kota tuan rumah MBDW 2024.
3. Adaptive Reuse
Mengacu pada praktik berkelanjutan, zona adaptive reuse mencoba menggunakan kembali situs atau bangunan dengan fungsi baru. Pada area ini, terdapat maket yang merepresentasikan revitalisasi bangunan atau situs dengan fungsi dan nuansa yang berbeda dari sebelumnya. Selain itu, terdapat pula lukisan mozaik kaca yang mencerminkan pemanfaatan material bangunan secara adaptif. Hal ini juga mendeskripsikan the spirit of time and space.
4. Smart Site Planning
Smart site planning tercipta dari penggabungan kearifan lokal dengan tekonologi modern yang mengutamakan sustainability atau keberlanjutan. Melalui perencanaan ini, bangunan, infrastruktur, dan lahan terbuka didesain untuk menunjang kemajuan teknologi dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Instalasi ini menjelaskan pemanfaatan Sun Tunnel dan Rain Water Harvesting pada suatu apartemen di Jalan Magelang.
Baca juga: Interior Hotel Jogja dengan Nuansa Tradisional dan Modern
5. Economy Circular
Zona ini menampilkan pemanfaatan limbah dan penggunaan sumber daya alam. Konsep ini mengubah limbah material bangunan menjadi suatu karya yang memiliki nilai jual. Hal ini selaras dengan end of life considerations, yaitu sebuah cara mengeksplorasi aspek arsitektur, baik dari perspektif bangunan, lingkungan, maupun manusia.
Pendekatan desain ramah lingkungan memberikan wawasan arsitektur berkelanjutan, sehingga memberikan kontribusi terhadap efisiensi energi untuk menunjang perubahan positif di masa depan.
Baca juga: 4 Cara Merenovasi Interior Rumah dengan Budget Terbatas
6. Sustainable on Society and Environment
Melalui sudut pandang umum dan arsitektur, konsep ini mencerminkan keseimbangan sosial dan lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi di masa mendatang. Zona ini menampilkan 5 maket rumah berkelanjutan berdasarkan 5 kontur dan lini masanya.
Sebagai penutup alur cerita Buana Dharma, zona ini memberikan edukasi kepada pengunjung agar manusia memikirkan keberlangsungan ekosistem saat memenuhi kebutuhan primernya berupa tempat tinggal.